Ayu Arman: Cinta Mengantarkanku Mengelilingi Indonesia Timur



Ayu Arman Mengelilingi Indonesia Timur


“Seorang penulis belum akan bisa menghayati tulisannya dengan baik sebelum ia mengalami sesuatu yang pahit dalam hidupnya.”
~Ayu Arman

Ia lahir dari keluarga yang taat beragama. Dididik dengan pendidikan agama yang sangat kental. Mimpinya untuk menjadi penulis telah dimulainya sejak kecil. Ketika memasuki bangku kuliah, ia sudah aktif menulis artikel di berbagai surat kabar. Karier baik seakan telah menantinya hingga ia lulus kuliah. Karena sebuah media telah berkenan untuk mempekerjakannya sebagai wartawan berkat bakat kepenulisannya. Hingga ada seorang laki-laki yang juga dari dunia kepenulisan hendak meminangnya menjadi seorang istri.

Orang akan menyangka kehidupan 2 orang penulis yang mengikat janji sucinya dengan sebuah pernikahan akan berlangsung bahagia. 2 orang yang memiliki kelebihan yang telah diberikan oleh Tuhan. Rumah tangga yang bahagia, materi yang berlimpah, dan kedudukan yang tinggi sebagai profesi seorang penulis. Namun, orang hanya bisa mengira-ngira. Takdir Tuhan jualah yang menentukan. Seperti yang telah terjadi pada Ayu Arman.

Saat itu ia telah memiliki 1 orang anak berusia 2 tahun. Saat yang sama, ia tengah mengandung. Bahtera rumah tangga yang ia bangun bersama suaminya sedikit mengalami goncangan karena suatu hal. Hingga harus diputuskan mereka akan bercerai. Sang suami belum tahu bila saat itu Ayu tengah mengandung. Ayu masih mencoba mempertahankan rumah tangganya, dengan memberitahu suaminya bahwa ada janin suaminya yang tengah ia kandung. Namun seperti inilah jawaban yang ia dapat dari suaminya:

“Aku tidak mengharapkan lahirnya anak itu. Baiknya kamu gugurkan saja. Keinginanku untuk bercerai sudah final,” jawab suaminya saat itu.

Ia putus asa. Ada bisikan untuk menuruti keinginan suaminya. Namun, seorang dokter yang juga kenalannya mencegahnya.

“Kamu harus kuat, Ayu. Anak itu harus tetap lahir, ada atau tanpa ayahnya.”

Segala konsekuensi atas perceraian dan kelahiran anaknya kelak telah ia pikirkan. Masalahnya, ia tidak punya pilihan. Semua harus tetap dijalani. Ia yang akan kehilangan suami, dan anaknya yang akan lahir tanpa ayah. Atas nama cinta terhadap buah hatinya, ia akan berjuang meski seorang diri. Ia terus melakukan afirmasi positif di depan cermin tiap pagi hari, dengan mengatakan:

“Kamu sehat, kamu kuat, kamu hebat, Ayu. Bahkan kamu sudah hebat sejak sebelum menikah. Kamu akan lebih hebat bersama anak-anakmu kini.”

Sadar memiliki minat dalam dunia tulis menulis, ia ingin memaksimalkan tulisannya lagi, tapi tidak di surat kabar. Kali ini ia ingin mencoba formula baru terhadap tulisannya. Ia ingin memulai menulis biografi. ia coba menawarkan seorang bupati dari daerah Papua untuk dituliskan biografinya. Pertama ia kirimkan outline yang akan ia tulis. Hasilnya bupati itu langsung menyetujui dan menyuruh Ayu membuat surat kontrak. Ayu tidak percaya, padahal ia tidak pernah menulis biografi sebelumnya. Ia percaya, Tuhan selalu bersama orang yang tengah teraniaya. Ia menganggap itu adalah rezeki untuk dirinya dan kedua anaknya.

Ayu Arman bersama kedua buah hatinya

Anak yang dikandungnya ketika ia bercerai kini telah tumbuh mejadi seorang laki-laki yang tampan. Bersama kakaknya, ia telah bersekolah di sebuah sekolah dasar. Dan sejak 5 tahun lalu menulis biografi hingga kini, telah banyak tokoh yang ia tulis biografinya. Mulai dari kepala daerah seperti bupati dan gubernur, sampai tokoh masyarakat. Selain menulis, ia memiliki sebuah misi melakukan perjalanan spiritual di Indonesia Timur. Wilayah yang telah dikunjunginya antara lain Raja Ampat, Sorong, Pegunungan Mutis (Kupang), Morotai, Tobelo, Halmahera, Wakatobi, Kendari, Palu, Murung Raya, hingga Mamuju Utara. Semua dapat ia kunjungi dari sebuah profesi: menulis.

Perjalanan Ayu Arman di Teluk Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara


Ayu Arman ketika mengunjungi Raja Ampat, Papua Barat


Petualangan Ayu Arman di Murung Raya, Kalimantan Tengah

Ketika Ayu Arman berada di Kampung Bajo, Wakatobi, Sulawesi Tenggara

Yang patut diacungi jempol dari sosok Ayu Arman adalah, ia masih menjalin hubungan baik dengan mantan suaminya. Suaminya masih diizinkan untuk menengok kedua anaknya. Sejak kejadian yang lalu, Ayu memang memutuskan untuk tidak menyimpan dendam. Ayu turut mendoakan untuk kebaikan suaminya. Sehingga atas pendiriannya itulah, ia selalu diberi kemudahan jalan oleh Tuhan. 

Itulah kisah seorang penulis bernama Ayu Arman dengan segala lika-likunya. Dibalik terlihat suksesnya seseorang, tersimpan sebuah kisah kelam yang bisa menjadi pelajaran, bahwa siapapun dapat bangkit dari keterpurukan.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

7 Responses to "Ayu Arman: Cinta Mengantarkanku Mengelilingi Indonesia Timur"

  1. Salut.. Mbak Ayu emang benar-benar menginspirasi.. jarang loh wanita yang sudah jatuh seperti itu bisa bangkit kembali.. moga bisa terus menginspirasi ya mbak.. terutama para wanita..

    BalasHapus
  2. ini bu ayu yang penulis itu ya? ruar biasa

    BalasHapus
  3. iya sist.. thanks udah berkunjung. Sukses buat webnya :)

    BalasHapus